Kamis, 16 Januari 2014

Toko OEN yang melegenda


Aku kali ini akan berbagi cerita tentang pengalamanku beberapa waktu yang lalu. Seminggu sebelum kuliah aku memilih kembali ke Semarang untuk sedikit mengakrabkan diri, sudah enam bulan kuliah di salah satu ibu kota Provinsi di Indonesia tetapi belum pernah sekalipun aku mengunjungi tempat yang katanya menarik untuk dikunjungi.

Petualanganku pagi ini yaitu mencari Toko Oen yang berada di Jl.Pemuda no 52. aku rela mati-matian mencarinya hanya karena membaca blog salah seorang yang memuat wisa kuliner wajib di Kota Semarang ini, aku melangkahkan kaki dari kampus di Tembalang menuju patung kuda lalu menaiki bus Damri jurusan Tugu Muda, misalkan kalian dari arah Solo kalian bisa turun di Suku(terminal bayangan) lalu menaiki bus Damrin dengan membayar Rp 3000 lalu turun di Tugu Muda. Berhubung aku tidak pernah jelajah semarang, melihat Lawang Sewu di seberang Tugu Muda pun baru kali ini, mengingat tujuan utamaku ke Toko Oen akhirnya aku memutuskan memakai jasa tukang ojek untuk mengantarkanku ke Toko Oen, setelah tawar menawar akhirnya kami sepakat di harga Rp 10.000 entah itu mahal atau murah soalnya kalau memakai jasa Taksipun paling tidak Rp 15.000 dari Tugu Muda kami menyusuri jalan di seberang Lawang Sewu hingga akhirnya si bapak tukang ojeknya bertanya “Toko Oen itu restoran kan mbak? Di Jalan Pemuda?” aku sebenarnya sedikit ragu tetapi berbekal membaca di blog itu akhirnya aku meng-iyakan. 

Toko Oen berada di seberang jalan dan terlihat jelas dengan huruf TOKO OEN di atas bangunan itu. Setelah turun dan mengulurkan uang Rp 10.000an bapak tukang ojeknya kembali bertanya “Apa saya tunggu mbak?” “Oh, tidak pak. Minta nomor hp bapak saja nanti kalau butuh saya hubungi” sejenak bapaknya mengeja nomor hpnya lalu aku memasuki dengan sedikit gugup benar saja baru pertama kali jelajah Semarang sendirianpula. Seorang pelayan mendekat lalu memberikan daftar menu makanan aku memesan satu tutti fruit dan . masih agak sepi sih,tetapi beberapa menit kemudian terlihat hilir mudik beberapa bapak-ibuk—tepatnya sih kakek nenek—yang memilih beberapa kue untuk dibawa pulang. 

Nah ini dia pesananku>>
Rasanya coklat yang manisnya, ada potongan buahnya juga. Enak poolll
Diambil disini


Lalu di susul>>

Diambil disini
Yang ini rasanya mirip srabi yang bentuknya bulat-bulat lalu ditaburi keju. Saran aja sih, kalau makan ini sendirian pastikan sebelumnya tidak makan berat soalnya aku hampir nggak habis tetapi sayang dong rasanya enak banget kok masih panas lagi kayaknya baru dibuat pas kita pesan. Suasana tempo dulunya berasa banget, dari model bangunan, suasana di dalamnya juga nyaman buat menenangkan fikiran yang sumpek. Nah ternyata Toko Oen itu berdiri sejak 1936. Setelah kenyang dan membayarnya di kasir aku meninggalkan tempat itu dengan berat—adem,tempo dulu, nyaman pokoknya. 

Setelah itu aku menaiki angkot menuju Java Mall karena ingin membeli beberapa buku di Gramedia dan tentunya memburu novel diskonnya. Actually setelah mendapat 4 novel yang menurutku oke nih akhirnya pulang dengan selamat menaiki angkot jurusan Banyumanik dengan membayar Rp 3000 saja. Rencana ke pasar Smawis berburu es congklik ditunda dulu, soalnya budget pelajar menyedihkan. hehe

1 komentar:

  1. How To Play Online Betting Baccarat | FaBetCasino
    Online baccarat is the easiest way to play online 인카지노 baccarat. Play online baccarat. Learn all you need to know here. 메리트 카지노 주소 Learn how febcasino to win money

    BalasHapus