Liburan
semester telah tiba. Aku dan teman-teman memilih jogja sebagai tujuan pertama
untuk memulai liburan kami. Setelah praktik selama 1 bulan di rumah sakit dan
nggak bias jalan-jalan itu rasanya greget banget. Sore itu setelah perpisahan
akhirnya kami bersiap-siap dan mengumpulkan barang di ruang utama supaya
memudahkan untuk diangkut ke Semarang besoknya. Kami memulai perjalanan dan
diiringi hujan sepanjang perjalanan, kami akhirnya bermalam di Sleman karena
hari sudah petang dan jalanan sangat macet dari Temanggung-Sleman.
Pagi
harinya kami melanjutkan perjalanan menuju Bantul, jalanan masih lengang dan
udaranya sangat sejuk karena semalaman hujan deras mengguyur. Akhirnya kami
sampai di rumah teman kami, setelah meletakkan barang akhirnya kami memulai
perjalanan menuju Pantai Goa Cemara, kalau kalian di bantul sebenarnya banyak
banget pilihan wisata untuk dikunjungi tetapi harus menginap.
Setelah
menempuh perjalanan 15 menit akhirnya kami sampai di gapura masuk Pantai Goa
Cemara. Kebetulan saat itu sedang ada acara sepeda santai dari kementrian agama
wilayah bantul sehingga cukup ramai. Setelah memarkir motor saya meminjam jaket
teman karena jaket yang saya pakai terlalu tebal.
Saya
hanya melihat pohon--entah apa namanya—disepanjang bibir pantai. Setelah
melewati pepohonan akhirnya kami melihat pantainya, meskipun pasirnya hitam
tetapi itu yang menjadi daya tarik. Indonesia sekali dan eksotis. Sayap kiri
pantai banyak digunakan untuk memancing sedangkan di sebelah kanan pantai
banyak terdpat perahu nelayan yang menepi. Kami bermain air sambil bercana dan
sesekali berfoto bersama untuk mengabadikan moment. Namun, tidak diperkenankan
berenang Karena gelombang air sedang tinggi.
Hari
agak siang dan kami memutuskan menuju malioboro yang katanya surganya
belanja—nggak ke jogja kalo nggak ke malioboro—soalnya malioboro jadi salah
satu tujuan wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Malioboro merupakan
jalanan yang di penuhi penjual dari aksesoris, baju hingga makanan oleh-oleh khas
jogja yaitu getuk. Setelah memilih baju dengan tulisan “Jogja” seharga 60rb
untuk lengan panjang—nawarnya penuh perjuangan. Kami memutuskan ke mirota
batik, pusatnya batik dengan harga terjangkau dan nggak usah nawar karena
harganya juga nggak dimahalin.
Seragam
baju batik ternyata tidak semudah yang kami fikirkan karena jumlah dan sizenya
agak susah. Setelah mendapatkan batik yang cocok akhirnya saya menunggu teman saya yang lain karena
kami terpisah. Saya teringat pada ibu akhirnya saya membeli satu daster—dress
dengan harga sangat murah 35rb tanpa menawar akhirnya saya membayarnya. Setelah
itu kami menuju mall malioboro untuk melepas lelah dan membeli minuman. Kami
melanjutkan perjalanan pulang menuju bantul kemudian menuju Semarang.