Kamis, 05 Juni 2014

Sebelum 18 beganti

Pajanan dunia digital membuat saya menjadi sedikit melupakan tulisan. Banyak hal yang akhirnya tidak tersampaikan pada waktunya. Banyak hal yang akhirnya saya putuskan untuk saya simpan pada draf di laptop saya hingga menumpuk.
Saya tidak ingin membenarkan diri lagi untuk melewatkan moment berharga sebelum usia saya bertambah. Malam ini saya ingin membuat ruh tulisannya kembali, kembali bergeliat sebelum beku, sebelum saya menutupkan pintu gerbang untuk tidak lagi membuat kesempatan saya menyampaikan kejadian luar biasa di usia 18 tahun saya.
Menunggu bukanlah suatu hal tidak mudah, hanya saja saya perlu tahu kapan menunggu ini akan diakhiri. Bahkan sebuah tawaran untuk memperbaiki hubungan diantara dua insane yang sedang memilih untuk meneruskan jalannya tanpa sapa tetapi saling tahu arah mana yang sedang di tujunya membuat saya percaya untuk tetap bergeming. Tidak ada yang sedang menaruh rindu untuk diungkapkan
Doa dari bilik meja perpustakaan kampus untuk dia yang sedang belajar pula. Saya tidak pernah berfikir apakah doa itu segera terkabul, bagi saya dia yang masih berdiri, penuh ketegasan pada masa depannya merupakan jawaban Allah.
Bulan Juni penuh keberkahan. Perempuan bermanik salib yang sering saya doakan telah memakai hijab. Do’a yang saya munajatkan dengan ikhlas sampai di hatinya, digetarkan Allah untuk hambanya. Saya menemuinya lusa, wajahnya bersinar, meskipun saya tahun penuh luka yang sedang rapat-rapat dia simpan. Tidak ada yang lebih indah ketika dia mengatakan sedang belajar, mempelajari apa yang saya pelajari, sedang mencoba-coba, mencoba hal yang sedang saya coba, dan memantapkan prinsip yang juga saya anut. Sebuah harmoni yang menentramkan. Saya lupa bisa saja ada puisi yang tercipta, tetapi tidak, ini ibarat puisi tanpa rima, puisi tanpa nada. Puisi tanpa diksi. Namun, melenakan dan mampu dinikmati.
Hal yang masih membuat saya tidak percaya adalah draf mimpi saya mulai berkurang satu persatu. Campur tangan teman-teman yang setiap membantu saya untuk tetap meyakinkan saya. Naik gunung untuk pertama kalinya. Atap bertabur bintang dan menggambar bintang pari dan biduk pada satu waktu. Terimakasih telah menjadi bagian dalam perjalanan mengesankan sebelum usiaku bertambah. Sebelum janji yang lain mennanti untuk segera dipenuhi.

Janji untuk membuat dia segera kembali pada tawarannya. Menjadi bagian dalam do’a-do’a yang selalu terpanjat

Sebelum 18tahun berganti

Pajanan dunia digital membuat saya menjadi sedikit melupakan tulisan. Banyak hal yang akhirnya tidak tersampaikan pada waktunya. Banyak hal yang akhirnya saya putuskan untuk saya simpan pada draf di laptop saya hingga menumpuk.
Saya tidak ingin membenarkan diri lagi untuk melewatkan moment berharga sebelum usia saya bertambah. Malam ini saya ingin membuat ruh tulisannya kembali, kembali bergeliat sebelum beku, sebelum saya menutupkan pintu gerbang untuk tidak lagi membuat kesempatan saya menyampaikan kejadian luar biasa di usia 18 tahun saya.
Menunggu bukanlah suatu hal tidak mudah, hanya saja saya perlu tahu kapan menunggu ini akan diakhiri. Bahkan sebuah tawaran untuk memperbaiki hubungan diantara dua insane yang sedang memilih untuk meneruskan jalannya tanpa sapa tetapi saling tahu arah mana yang sedang di tujunya membuat saya percaya untuk tetap bergeming. Tidak ada yang sedang menaruh rindu untuk diungkapkan
Doa dari bilik meja perpustakaan kampus untuk dia yang sedang belajar pula. Saya tidak pernah berfikir apakah doa itu segera terkabul, bagi saya dia yang masih berdiri, penuh ketegasan pada masa depannya merupakan jawaban Allah.
Bulan Juni penuh keberkahan. Perempuan bermanik salib yang sering saya doakan telah memakai hijab. Do’a yang saya munajatkan dengan ikhlas sampai di hatinya, digetarkan Allah untuk hambanya. Saya menemuinya lusa, wajahnya bersinar, meskipun saya tahun penuh luka yang sedang rapat-rapat dia simpan. Tidak ada yang lebih indah ketika dia mengatakan sedang belajar, mempelajari apa yang saya pelajari, sedang mencoba-coba, mencoba hal yang sedang saya coba, dan memantapkan prinsip yang juga saya anut. Sebuah harmoni yang menentramkan. Saya lupa bisa saja ada puisi yang tercipta, tetapi tidak, ini ibarat puisi tanpa rima, puisi tanpa nada. Puisi tanpa diksi. Namun, melenakan dan mampu dinikmati.
Hal yang masih membuat saya tidak percaya adalah draf mimpi saya mulai berkurang satu persatu. Campur tangan teman-teman yang setiap membantu saya untuk tetap meyakinkan saya. Naik gunung untuk pertama kalinya. Atap bertabur bintang dan menggambar bintang pari dan biduk pada satu waktu. Terimakasih telah menjadi bagian dalam perjalanan mengesankan sebelum usiaku bertambah. Sebelum janji yang lain mennanti untuk segera dipenuhi.

Janji untuk membuat dia segera kembali pada tawarannya. Menjadi bagian dalam do’a-do’a yang selalu terpanjat

Jumat, 28 Maret 2014

(Tidak) Semua menyukai karyamu


Orang di tempat ini sepertinya sedang terhipnotis. Hipnotis yang kemudian menyebar seperti virus yang tak mampu dicegah. Dia yang berjalan dengan cekikikan pun sedang mengayunkan sebuah novel dengan judul yang sedang menjadi virus. Lain lagi dengan ia yang jelas-jelas aku tahu sangat malas membaca novel, butuh banyak waktu katanya pun merayu untuk dipinjami. Orang-orang mulai latah untuk mengagumi sosok penulis buku ini. 
Suatu ketika kawanku bertanya. “Kamu suka buku ini?” dengan tak acuh ku jawab “Ya. Tetapi tidak terlalu, aku punya selera sendiri”. Dia tampak tersentak mendengar ucapanku. Aku memang kurang menyukai gaya penuturan penulis yang dia maksud. Jelas ku katakan pada kawanku itu supaya tak memaksakan diri bahwa aku pura-pura terhipnotis juga.
Aku pernah membaca karyanya. Tetapi tidak sampai pada halaman ke lima aku sudah menutupnya. Enathlah, hal apa yang membuatku bersikap demikian. Gaya penuturan yang digunakannya pun tidak jauh berbeda dengan penulis favoritku. Hanya saja, tidak ada yang bisa aku hadirkan untuk membuat sebuah makna dari karyanya. Rasa, barangkali itu tidak aku jumpai dalam karya penulis itu.
Dalam sebuah tulisan bagus perlu rasa. Menulis bukan sekedar huruf yang dirangkai berjajar kemudian meliukkan majas. Menulis butuh seni, menulis butuh banyak memahami. Memahami pun tidak sekedar satu dua karya kemudian ketika kau menulis memaksa orang lain menyukainya. Kau tahu mengapa aku tidak larut hipnotis itu? karena aku punya pemahaman dan rasa tersendiri. 
Aku memang tidak pandai menulis. Aku masih belajar, belajar dari hal sederhana. Itu sebabnya aku mulai membaca banyak buku dengan berbeda gaya penuturan, alur maupun genrenya. Tidak masalah bagiku, dengan begitu aku lebih mudah memahami diriku. Apa yang aku suka dan apa yang aku mau kembangkan.
Di koridor kau sempat bergaung bahwa aku juga ingin seperti dia (baca: penulis). Bahkan aku sudah mulai membuatnya dari sekarang. Aku yang berjarak 3 meter dari tempatmu berdiri hanya bisa mengerjap dan kemudian memulih diam. 
Kalau menulis hanya sekedar meliukkan kata tanpa memperhatikan makna dan keteraturan apa bisa ku sebut karya yang bagus? Jangan paksa aku memujimu. Terlalu sederhana bukan berarti menghilangkan makna, kata yang sulit dipahami bukan berarti karyamu bagus. 
Aku tidak meremehkan kemampuan siapapun, tetapi aku butuh waktu dan karya untuk meyakinkanku. Aku berbaik sangka, aku tidak ingin membuatmu kecewa lantaran aku bukan barisan orang yang memujimu.
Aku berharap mereka juga mengenal Sapardi, N.H Dini, Buya Hamka, yangberjaya pada zamannya pun zaman sekarang. Aku bukan fanatik, aku hanya pembaca biasa. Penikmat sebuah goresan pena yang melegenda. Besar harapanku bahwa kamu mau belajar, bukan sekedar latah waktu mencipta karya.

Senin, 03 Februari 2014

Meninggalkan kisah musim kemarau



Melihatmu di gubug tua sewindu yang lalu membuatku rindu
Bolehkah aku kembali menjamah hatimu
Katanya sudah beku karena terlalu lama dibiarkan
Katanya sudah banyak lebah karena lama tak dibersihkan
Ah katamu terlalu pahit untuk diingat
Tapi aku masih rindu...
Aku masih mengingat wajahmu dengan jelas
Mendengar suaramu dengan nyaring
Menangkap sosokmu dengan wajah berbinar
Ah, bayangan...
Nyatanya kau tidak pernah kembali duduk disana
Tidak lagi mencoba untuk menunggu
Ada yang sudah cair dari kebekuanmu
Ada yang sudah bersih di labirin yang penuh lebah
Atau bahkan ada yang sudah pergi dari rasa yang katamu abadi
Tanpa sepatah kata, kau sudah memilih
Berjalan
Menjauh
Menebus rasamu yang dulu pahit dengan yang manis
Dengan dia
Yang lain lagi bukan aku
Berjalanlah, jangan berlari
Aku tidak sanggup mengejarmu
Sisa kepingan ini tak mampu ku tunjukkan padamu lagi
Kau memilih menutup matamu ketika aku datang
Kau bilang aku yang harus pergi
Saat aku yang pergi, kau bilang aku tak setia meunggu
Menunggu sampai kemarau usai
Padahal kau tahu, musim itu tak akan ada lagi kemarau
Karena aku berjanji menghilangkan sakitnya musim kemarau
Ah, kau tak lagi sama 
 gambar pinjam dari sini

Penulis: Nurul Hidayati

Kamis, 16 Januari 2014

Toko OEN yang melegenda


Aku kali ini akan berbagi cerita tentang pengalamanku beberapa waktu yang lalu. Seminggu sebelum kuliah aku memilih kembali ke Semarang untuk sedikit mengakrabkan diri, sudah enam bulan kuliah di salah satu ibu kota Provinsi di Indonesia tetapi belum pernah sekalipun aku mengunjungi tempat yang katanya menarik untuk dikunjungi.

Petualanganku pagi ini yaitu mencari Toko Oen yang berada di Jl.Pemuda no 52. aku rela mati-matian mencarinya hanya karena membaca blog salah seorang yang memuat wisa kuliner wajib di Kota Semarang ini, aku melangkahkan kaki dari kampus di Tembalang menuju patung kuda lalu menaiki bus Damri jurusan Tugu Muda, misalkan kalian dari arah Solo kalian bisa turun di Suku(terminal bayangan) lalu menaiki bus Damrin dengan membayar Rp 3000 lalu turun di Tugu Muda. Berhubung aku tidak pernah jelajah semarang, melihat Lawang Sewu di seberang Tugu Muda pun baru kali ini, mengingat tujuan utamaku ke Toko Oen akhirnya aku memutuskan memakai jasa tukang ojek untuk mengantarkanku ke Toko Oen, setelah tawar menawar akhirnya kami sepakat di harga Rp 10.000 entah itu mahal atau murah soalnya kalau memakai jasa Taksipun paling tidak Rp 15.000 dari Tugu Muda kami menyusuri jalan di seberang Lawang Sewu hingga akhirnya si bapak tukang ojeknya bertanya “Toko Oen itu restoran kan mbak? Di Jalan Pemuda?” aku sebenarnya sedikit ragu tetapi berbekal membaca di blog itu akhirnya aku meng-iyakan. 

Toko Oen berada di seberang jalan dan terlihat jelas dengan huruf TOKO OEN di atas bangunan itu. Setelah turun dan mengulurkan uang Rp 10.000an bapak tukang ojeknya kembali bertanya “Apa saya tunggu mbak?” “Oh, tidak pak. Minta nomor hp bapak saja nanti kalau butuh saya hubungi” sejenak bapaknya mengeja nomor hpnya lalu aku memasuki dengan sedikit gugup benar saja baru pertama kali jelajah Semarang sendirianpula. Seorang pelayan mendekat lalu memberikan daftar menu makanan aku memesan satu tutti fruit dan . masih agak sepi sih,tetapi beberapa menit kemudian terlihat hilir mudik beberapa bapak-ibuk—tepatnya sih kakek nenek—yang memilih beberapa kue untuk dibawa pulang. 

Nah ini dia pesananku>>
Rasanya coklat yang manisnya, ada potongan buahnya juga. Enak poolll
Diambil disini


Lalu di susul>>

Diambil disini
Yang ini rasanya mirip srabi yang bentuknya bulat-bulat lalu ditaburi keju. Saran aja sih, kalau makan ini sendirian pastikan sebelumnya tidak makan berat soalnya aku hampir nggak habis tetapi sayang dong rasanya enak banget kok masih panas lagi kayaknya baru dibuat pas kita pesan. Suasana tempo dulunya berasa banget, dari model bangunan, suasana di dalamnya juga nyaman buat menenangkan fikiran yang sumpek. Nah ternyata Toko Oen itu berdiri sejak 1936. Setelah kenyang dan membayarnya di kasir aku meninggalkan tempat itu dengan berat—adem,tempo dulu, nyaman pokoknya. 

Setelah itu aku menaiki angkot menuju Java Mall karena ingin membeli beberapa buku di Gramedia dan tentunya memburu novel diskonnya. Actually setelah mendapat 4 novel yang menurutku oke nih akhirnya pulang dengan selamat menaiki angkot jurusan Banyumanik dengan membayar Rp 3000 saja. Rencana ke pasar Smawis berburu es congklik ditunda dulu, soalnya budget pelajar menyedihkan. hehe

LKMM Dasar FK UNDIP 2013


Hallo pagi. Lama nggak ngisi nih blog dengan tulisan sendiri rasanya itu nggak enak. Nah, pagi ini gue membawakan sebuah cerita gue menjalani LKMM Dasar. Apa sih LKMM Dasar? LKMM Dasar itu kepanjangan dari Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa tingkat Dasar yaitu pada tingkat Fakultas. Buat yang udah kuliah pasti tau deh, :D
Seleksi yang cukup panjang ternyata harus melewati pengumpulan berkas kemudian wawancara. Benar saja saat pengumuman di blog LKMM D FK Undip yang diterima 80 orang dari 200an pendaftar berbagai fakultas. Meskipun dengan biaya paling mahal yaitu 200rb tetapi tak menyurutkan minat para pendaftar untuk mengikuti LKMM di FK. Alhamdulillahnya di antara nama-nama itu ada nama gue.
Preface 1 kali pada tanggal 13 April 2013. Ketika registrasi kami di bagi ke dalam kelompok baru, benar-benar baru akhirnya gue di pertemukan dengan lisa dan kak inaya (teman satu jurusan), tae /tiara, radiyan, kak indra, risky, ius /yustina, dhani dan shofy, kami berbeda jurusan baik gizi, kedokteran umum maupun biologi dan gue sendiri keperawatan. Kemudian di berikan beberapa penugasan selama satu bulan.
Moment fundrising bersama di simpanglima Semarang>>




Networking dengan BEM FSM undip


Kemudian Social project di SD N Kramas
Setelah menyelesaikan penugasan maka tibalah hari puncak. Kami menginap di BLKI (Balai Latihan Kerja Industri) Semarang. Acara puncak kali ini sangat berkesan kenapa? Ya, pembicara yang di hadirkan sangat keren, bukan wajah loh ya tapi materi yang dibawakan. Berfikir sederhana—Faldo Maldini, pendampingan dalam organisasi—Ari Prasetyo serta pmanagement aksi—Joni Firmansyah, media--Syailendra. Rasanya sih biasa aja pas pembicara menyampaikan tapi ketika di refleksikan ternyata keadaan memang seperti itu.
Teman teman yang hangat membuat suasana semakin nyaman dan tak terasa sudah di penghujung acara di tutup dengan pensi dari LKMM D FK Undip 2013. Nah habis pensi diajak renungan sama kak Toro sambil nyanyi lagu “Satu”. Berhubung gue nggak tau ternyata itu bukan ciptaan pribadi gue terpesona sama lagunya,tapi ternyata itu bukan ciptaan pribadi dan yang terjebak ngira itu lagu buatannya kak Toro bukan gue aja tapi beberapa teman juga ngira yang sama than ada Aji ngepost di grup ternyata itu langunya Slank. J
Teman teman keren. Gabungan dari ( FK, FSM, dan FT) Undip jaya!!!

Jelajah Solo. Surganya wisata yang adem


Diambil di sini




My holiday in this year so long. Akhir pecan kali ini aku berencana nonton pertunjukan barongsai di Taman Sriwedari di daerah solo, berkat ide itu aku mengajak sahabtku Riessa yang udah tau seluk beluk rute solo karena beberapa waktu yang lalu jalur di kota solo di rubah jadi musti hati-hati biar nggak kena tilang.
Aku berangkat pukul ±10.00WIB karena hari minggu pagi di Solo ada Car Free Day dari pukul 06.00-09.00. Tujuan utama adalah melihat atraksi barongsai di Sriwedari, tapi setelah sampai di sana tidak mencium adanya atraksi barongsai akhirnya mikir keras dan sempat berdebat sama sahabatku yang satu ini akhirnya kami memutuskan ke Pasar Gede yang terletak di depan kantor Balaikota Surakarta. Katanya sih di situ pusatnya perayaan imlek juga, aku menyerah dan menuruti melajukan motorku ke Pasar Gede.  
Kami memarkir kendaraan di depan pasar pas,parkiran di situ padahal lumayan mengganggu jalan sih soalnya hari itu jalanan padat merayap selain bertepatan dengan banyaknya orang yang beribadah di kelenteng dekat Pasar Gede juga ada acara pembagian angpao yang berpusat di Balaikota Surakarta. Selama ±17 th ini aku belum pernah sekalipun masuk ke pasar gede hanya sesekali melewatinya atau membeli obat tradisional di komplek dekat pasar gede. Moment kali ini kita memuaskan diri untuk menjelajah pasar gede. Mulai pintu utama kita sudah di tawari berbagai snack tradisional, lalu kami berjalan lurus mendapati “Dawet Telasih bu Haji Siwo” dan musti sabar ngantri lumayan panjang soalnya ada yg mbungkus sekitar 6 bungkus,dawet yang satu ini enak banget loh, beda rasanya sama dawet-dawet Es dawet telasih ala Pasar Gede ini memiliki racikan yang terdiri dari bahan-bahan seperti ketan hitam, bubur sumsum, dawet, telasih, diberi campuran santan lalu disiram dengan sirup yang berasal dari bahan gula cair ditambah dengan pecahan es batu. Untuk tambahan, Anda dapat meminta campuran tape ketan pada campuran es dawet telasih yang Anda pesan untuk menambah aroma sekaligus rasa.Dari segi harga, es dawet telasih di tempat ini dibandrol dengan harga yang lebih murah, yaitu Rp 3.000,00 per-mangkuknya untuk sajian es dawet telasih komplit dengan tape ketan. Dari segi rasa menurut saya kedua warung ini menyajikan es dawet telasih dengan rasa yang hampir sama, sama-sama enak ketika meluncur ke dalam mulut. 

Setelah itu kita keliling sebentar di pasar gede, ada penjual buah, daging, udah tersusun rapid eh dan nyaman menurutku tapi berhubung perut udah teriak-teriak minta di isi aku dan Riessa keluar dari Pasar Gede jalan kaki ke Mi Gajah Mas yang sangat mencolok dengan aksen Kuning  pamphlet, lokasinya tak jauh dari Pasar Gede lokasinya di antara Balaikota ke timur arah Pasar Gede, aku dan riessa memesan Mie ayam bakso pangsit porsi kecil alias ½ porsi soalnya kata Riessa 
itu udah menyenyangkan banget buat perempuan sama es teh untuk Riessa dan es jeruk untuk aku. Kami bagi tugas, Riessa pesan dan aku yang cari tempat duduk soalnya penuh banget jadi harus jeli dan rela dempet-dempetan deh. Tak lama sorang pelayan menghampiri kami menaruh semangkuk mie dengan potongan daging cincang, pangsit, irisan daung bawang diatasnya dan mangkuk porselin kecil berisi dua bulat bakso dan kuah. Rasanya JOSS deh, dan bener banget kenyang di perut apalagi setelah aku bayar di kasih ternyata nggak nyampe 25rb udah enak,banyak,murah dan pelayannya ramah plus cepet banget. J
Pas mau ngambil motor di parkiran Riessa tiba-tiba ngajak foto-foto di dekat jembantan yang full lampion, akhirnya aku menurutinya dan ini dia hasil jepretan kita. Hasilnya kurang bagus soalnya Cuma pake kamera HP. Dengan sedikit perubahan>>
Setelah puas berkuliner aku menyempatkan diri ke sebuah toko accessories di jalan …(uups lupa namanya) pokonya dekat sama Matahari Singosaren Tanya aja sama tukang becak atau tukang parkir minta di tunjukin toko Queen di jamin pada tau deh.
Barang yang di jual beraneka ragam, dari bross yang unyu2 banget,dompet,sabuk celana, tas, kerudung, banyak deh. Buat para perempuan yg suka belanja accessories ini tempatnya, harganya juga MURAH BANGET mulai 5rb/12 biji –puluhan ribu kwalitas? Jelas oke dong, soalnya biasanya pada beli di sini terus di jual lagi kebanyakan. Nah aku beli 2 renteng, 7.5k/12pcs sama 15k/3pcs. Hasrat belanja kalo udah di situ di jamin naik 5x lipat deh, niatnya beli kalung eh malah nggak nemu yang cocok dan akhirnya beli tas yang harganya Cuma 60rb tapi bikin galau—inget besok pas masuk kuliah kebutuhan membengkak—tapi tara….. akhirnya di beli juga takut nyesel pas udah nyampe rumah kapan lagi coba bisa ke Solo kalo udah di jerat kuliah di Semarang.
Nah, si hijabers yang nggak mau repot(ngaku aja mau pake kerudung trendy tapi nggak tau caranya) ada kerudung unyu-unyu yang udah jadi harganya mulai 30k-80k kalau kamu nggak bisa juga makainya gimana tenang aja di sana ada mbak-mbaknya yang siap ngebantu kamu, apalagi datang hari minggu pasti ada demo si stylis kerudung, bajunya juga ada loh. Lucu sih, pengen banget beli sayangnya sejak 3 bulan terakhir aku udah mulai sadar, takut esensi aku berhijab hanya mengejar style yang nggak tau kapan berhentinya bukan untuk menjalankan perintah ALLAH. Bagus sih, lucu tapi apa iya itu sesuai syari’at? Nah, akhirnya aku menepiskan dan cukup sebagai penggemar dan melihatnya tapi tidak di terapkan. Oke, buat para hijabers sory banget kalau kalimat di atas agak menyinggung tapi ya itu emang hal yang sejauh ini aku pelajari. Berat sih, tapi gimana lagi wong itu kewajiban. So, pilihan buat kalian kok. Aku nggakmenjudge atau bermaksud mengarah ke SARA loh.
Masih banyak tempat menarik di SOLO kok pesonanya membius mata deh. Enjoy Reading Guys.

LKMM PD Ilmu Keperawatan 2012

Hay guys
Mau cerita dikit nih. Minggu kemarin gue habis pengukuhan LKMM PD (Lat ketrerampilan Manajemen Mahasiswa Pra Dasar) tingkat jurusan. Oke pasti yang belum kuliah bingung ya apa itu LKMM PD? Gini, gue kasih tau deh. Cekidot>>

Awal November 2012 setelah PMB gue kira ya udah sebatas itu PMB doing, ternyata ada LKMM PD nah fungsinya buat apa aja sih? Banyak! Salah satunya mengenalkan kita sama lingkungan dan menjalin kerjasama yang baik. Acara ini berlangsung 1 bulan prosesnya dan 3 hari puncaknya kita kayak seminar gitu. Nah… ngapain aja sih sebulan?

Salah satunya adalah silaturahmi dengan kakak tingkat dari berbagai angkatan yang masih aktif di perkuliahan tapi beberapa saja, setiap minggunya aka nada evaluasi nah jika nggak memenuhi kesepakatan maka kita mendapat sanksi entah itu resume atau ngapain ya… aku agak lupa ig –setengah tahun lalu bro—terus kita juga di ajarin berwira usaha entah jasa maupun dagang. Akhirnya kita mendapatkan 120.000 dalam waktu satu minggu. Ada kelompok lain yang sampai 200.000an loh josh banget nggak tuh? Fungsinya biar kita ditanamkan jiwa wirausaha dan tau gimana menghargai uang biar nggak hedon.





Terus kita juga di minta sosialisasi kayak penyuluhan gitu loh ke minimal 10 orang.. dan itu harus ada dokumentasi satu kelompok. Malam itu perjuangan banget, di MASKAM( Masjid Kampus) Diponegoro yang bergaya unik itu lohh. Akhirnya nahan malu ka nada segerombolan anak teknik (knp langsung tau? Italah botak-botak gitu pasti maba teknik,haha) akhirnya gue samperin
terus Tanya “sory, ada waktu nggak? Kita mau penyuluhan nih tentang bahaya rokok” di jawab sama salah satu orang “ boleh, tapi cepat ya mbak” akhirnya gue sama teman gue Ulya presentasi.

PENGUKUHAN LMMM PD 2012
Akhirnya selesai… tara… belum bro, belum, belum selesai tapi masih ada acara pengukuhan LKMM PD 2012 biar resmi diakui. Nah, kita bikin kepanitiaan dan ngadain baksos tuh di Panti Asuhan Fatiatuzahro di daerah meteseh tembalang semarang. Rapat sekitar satu bulan tuh, gue di sie konsumsi soalnya gue juga jadi sekertaris di kepanitiaan lain (ciee sok sibuk) akhirnya gue PJ donat bareng syafa. Nah malemnya tuh heboh banget gara-gara nyari plastic nggak ada buat bungkus. Akhirnya ya udah di jadiin satu aja sama arem –arem dan tahu bakso di klip.

Kita di sana ada beberapa rangkaian kegiatan (PSIK --> Penkes, Simulasi, Ice Breaking, Kado.)

Acara pertama sih di buka sama salah satu dosen kita bapak Hasib, terus sambutan ketua panitia terus di sana juga ada kakak SC PSDM sama DIMAS. Habis gitu kita jalan-jalan akhirnya setelah itu kita games. Gamesnya tuh beda-beda
1.Nyari koin mas (coklat) di antara tepung.
2.Komunikata mengenai cuci tangan bersih
3.Main lompat. Jadi setiap ada kata banjir maka mereka lompat, ketika ada kata longsong mereka lompat ke depan
4.Puzzle tentang busung lapar
5.Gendong warna jadi ada warna hijau kuning sama pink. Nah ada poinnya

Habis gitu kita bagi-bagi kado sama snack mereka terlihat antusias dan senang banget loh. Rata- rata berusia remaja muda- remaja dewasa. 

Sepeda pagi di UNDIP

Sebagai seorang mahasiswa pasti ada jedanya ya, entah masuk siang atau pagi. Ayoo sudah pernah mendengar jum’at sehat belum? Yah itu sih istilahku saja, itu loh kegiatan rutin bersepeda bersama setiap Jum’at pagi yang melibatkan Rektor,Dekan,Dosen maupun mahasiswa. Kegiatan tersebut biasanya di mulai dari depan Gedung Rektorat UNDIP pada pukul 06.00WIB, untuk rute sepedanya sendiri tergantung dari penunjuk jalannya nanti—aku baru mengikuti sekali ini— nah buat yang nggak punya sepeda gimana? Oke, kalian jangan khawatir gampang kok tinggal bawa KTM sebagai tanda bukti bahwa kamu Mahasiswa resmi UNDIP.








Pagi itu, kakak tingkatku mengajakku untuk mengikuti jum’at sehat, aku memang sempat mendengar itu namun tak pernah sekalipun ada keinginan untuk mengikuti kegiatan itu. Aku mengajak dua temanku yang lain, akhirnya aku menunggu kedatangan kakak tingkatku beberapa menit di depan rektorat. Yah, pasalnya kami tak pernah mengikuti  jum’at sehat, di samping gedung rektorat ku lihat beberapa orang setengah baya dibalut pakaian olahraga di atas sepeda gunung.  Tak lama kemudian kakak kelasku datang, kami di bimbing menuju ke ruang utama di sebuah gedung, menunjukkan KTM pada petugas lalu memilih sepeda yang berjajar di dekat situ. Rute sepeda pagi itu dimulai dari depan gedung rektorat,bundaran Widya Puraya, melewati jalan samping tekhnik dan Gd.Soedarto perempatan dekat FPP belok kanan kembali menuju jalan depan kampus geodesi, PWK melewati depan WP, rektorat,belok kiri menuju FEB. sesampainya di sana kami melanjutkan rangkaian acara jum’at sehat dengan senam masal yang dipimpin oleh seorang instruktur.

Rangkaian acara berikutnya yaitu penanaman seribu pohon di FEB(Fakultas Ekonomi dan Bisnis) yang di pimpin oleh rector UNDIP, akhirnya pada acara yang terakhir yaitu makan bersama-sama di dekat Masjid FEB yang kemungkinan akan di resmikan pada akhir Januari atau Februari awal. Kami mengantri mengambil makan, lalu memilih beberapa makanan tradisional dan tak lupa secangkir teh hangat. Begitulah rangkaian kegiatan Jum’at Sehat pada hari itu, untuk  kegiatan Jum’at Sehat berikutnya akan di tempatkan di FH(Fakultas Hukum). Oh ya, kegiatan tersebut akan berpindah tempat setiap minggunya ke fakultas-fakultas yang bernaung di bawah UNDIP. Enjoy to join with us at Jum’at Sehat.